Lanjutkan Semua Kebaikan Walau Ramadhan Berakhir !
Hawa nafsu manusia, sering diandaikan sebagai kuda binal yang sedang menarik sebuah kereta. Bila kuda telah dijinakkan dan telah bisa dikuasai, maka jalannya kereta akan nyaman dan terarah. Gambaran dijaman modern mungkin lebih hebat lagi, ibarat sebuah bensin, ketika diluar ketemu api maka bisa membakar segala sesuatu. Namun bila terbakar didalam ruang tertutup maka dapat menggerakkan sebuah kendaraan bermotor atau mobil kemana hendak diarahkan dengan beban-beban dan capaian-capaian yang besar.
Manusia diciptakan oleh Allah dengan segala sifat-sifat sesuai dengan kehendakNya, ada bisikan malaikat dan syaitan yang selalu menyertainya. Manusia diuji perihal iman dan amal sholihnya sepanjang perjalanan hidupnya.
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (QS. 76:2)
Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. (QS. 76:3)
dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), (QS. 91:7)
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan, (QS. 91:8)
sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, (QS. 91:9)
dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. 91:10)
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. 67:2)
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang terbaik perbuatannya. (QS. 18:7)
Segala puji bagi Allah, Allah telah menetapkan ukuran dan memberikan petunjuk kepada masing-masing ciptaannya. Manusia makhluq yang diitimewakan dari makhluq-makhluq yang lain dengan tugas dan tanggung jawab. Allah telah menetapkan ukuran dengan serapi-rapinya sekaligus memeberikan petunjuk kepada masing-masing ciptaannya.
Musa berkata: “Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk”. (QS. 20:50)
yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (QS. 25:2)
Manusia diberi aqal dan hati, pendengaran dan penglihatan, manusia diberi kebebasan untuk berbuat segala sesuatu, namun telah pula diberitahu oleh Allah akan batas-batas yang harus dipatuhi dengan ketat. Dan agar tidak melampaui batas dalam menjalani kehidupan. Sebab bila melampaui batas maka akan mencelakakan dirinya sendiri
Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan Kami: “Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita” Sesungguhnya mereka menganggap besar diri mereka dan mereka benar-benar sangat melampaui batas (dalam melakukan) kezaliman. (QS. 25:21)
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kamu masukkan kamu ke tempat yang mulia(surga). (QS. 4:31)
Manusia akan tetap dalam jalan-jalan yang dianpuni oleh Allah jika mereka masih dalam jalan-jalan yang benar. Namun Allah akan murka kepada manusia yang melampaui batas dan kemudian berbuat dosa-dosa besar, yang mencelakai dirinya sendiri atau mencelakai orang lain atau pula berbuat merusak keindahan kehidupan yang telah Allah limpahkan kepada mereka. Allah bisa saja murka dan memusnahkan manusia bila mereka telah melampaui batas dan telah senang dan bangga dengan perbuatan-perbuatan dosa besarnya.
Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (QS. 6:6)
Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. (QS. 10:44)
Manusia perlu menyadari siapa dirinya, dan sekaligus sifat-sifat buruk yang ada dalam dirinya yang bila diperturutkan akan mendatangkan kebinasaan bagi dirinya. Sifat buruk yang telah diperturutkan dengan melampaui batas dan kemudian merusakkan sifat-sifat baiknya dan telah menjadi sesuatu yang selalu diperbuatnya, maka semua itu adalah jalan-jalan menuju kebinasaan.
Sekali lagi puasa tidak untuk menggapai kesaktian, kewibawaan, kedigdayaan, atau pula untuk memperoleh kekuatan-kekuatan supranatural yang aneh-aneh. Yang kemudian dijadikan alat untuk saling bertanding dan mengalahkan diantara manusia. Namun puasa yang dikehendaki oleh Allah agar manusia menempuh jalan-jalan ketaqwaan kepada Allah dan jalan-jalan yang mendatangkan keridhoan Allah. Jalan-jalan untuk memupuk sifat kasih sayang dalam pergaulan hidup dan jalan-jalan untuk berlomba-lomba menjadi manusia yang terbaik amalnya.
Segala puji hanya bagi Allah, yang telah menuntun kita untuk memeluk islam dan mencintai amal-amal islam. Yang semua itu bila dijalani dengan bersungguh-sungguh maka akan mendatangkan keridhoan dan kecintaan Allah dan akan membawa kepada keberkahan hidup baik pribadi hingga masyarakat, bangsa, negara dan seluruh dunia
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, …….(QS. 7:96)
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 16:97)
…….. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhan-mu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”. (QS. 34:15)
Betapa Allah telah menurunkan tuntunan Islam dengan begitu terinci dan lengkap, dan dengan tujuan yang sangat besar. Agar manusia selalu dalam ampunan dan kasih sayang Allah, hidup dalam keridhoan Allah
Ibadah Puasa, membiasakan diri dengan berpuasa, mencintai ibadah puasa, adalah sarana mendidik diri untuk menguatkan sifat-sifat dan kemauan baik manusia, dan sekaligus memperlemah dan mengendalikan sifat-sifat buruk manusia.
Bila manusia dapat mencintai ibadah puasa dan merasa bahagia dengan ibadah puasa. Maka kapanpun, disaat bulan Ramadhon atau diluar bulan Romadhon, manusia suka untuk berpuasa. Berpuasa sesuai dengan tuntunan Rasulullah dan berpuasa pula dari segala sifat-sifat jahatnya.
Ketaatan kepada Allah akan mendatangkan keridho’an Allah sehingga Allah berkenan menurunkan rahmatnya kepada umat manusia, sehingga dengan rahmat itu semakin meringankan manusia untuk selalu berbuat hal-hal yang baik-baik saja dalam kehidupan, hingga kembali kepada Allah menjadi hamba Allah yang dicintaiNya untuk dimasuk ke dalam surga.
Hai jiwa yang tenang. (QS. 89:27)
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya. (QS. 89:28)
Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, (QS. 89:29)
dan masuklah ke dalam surga-Ku. (QS. 89:30)
Wallahu’alam
Sumber : MTA Online .
KEAJAIBAN AL QUR’AN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
Brosur MTA (Jihad - Ahad Pagi) Majlis Tafsir Al Quran: 050403 Shalat (14) : Ahad, 03 April 2005/24 Shafar 1426 ...
-
25. Muhammad SAW Nabi Muhammad SAW adalah nabi pembawa risalah Islam, rasul terakhir penutup rangkaian nabi-nabi dan rasul-rasul Allah SWT d...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar