KEAJAIBAN AL QUR’AN

KEAJAIBAN AL QUR’AN Ciri khas Al Qur’an, yang diwahyukan 14 abad yang lalu, dan hikmah Maha-Agung yang dikandungnya, merupakan bukti mutlak bahwa Kitab Suci ini merupakan Kalam Allah. Selain itu, Al Qur’an memiliki banyak mukjizat yang membuktikannya sebagai wahyu Allah. Di antaranya adalah sejumlah fakta-fakta ilmiah, yang hanya dapat kita temukan dengan menggunakan teknologi abad ke-20, dinyatakan di dalam Al Qur’an 1400 tahun yang lalu. Fakta-fakta ini, yang tidak mungkin dapat diketahui di masa Al Qur’an diturunkan, sekali lagi memperlihatkan di hadapan manusia zaman sekarang, bahwa Al Qur’an adalah benar-benar perkataan Allah.

Senin, November 29, 2010

PERESMIAN MTA BANDUNG BARAT

Kabupaten Bandung Barat adalah kabupaten baru provinsi Jawa Barat, Indonesia, pemekaran dari Kabupaten Bandung. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang di sebelah barat dan utara, Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi di sebelah timur, serta Kabupaten Cianjur di sebelah barat dan timur.

Kabupaten Bandung Barat mewarisi sekitar 1,4 juta penduduk dari 42,9% wilayah lama Kabupaten Bandung. Sedangkan ibu kota Kabupaten Bandung Barat berlokasi di Kecamatan Ngamprah, yang terletak di jalur Bandung-Jakarta.

Seperti umumnya daerah-daerah di Jawa Barat, Bandung Barat dominan dengan penduduk beragama Islam. MTA sebagai wadah kajian Islam lahir di Bandung Barat digawangi oleh aktivis kajian MTA di Perwakilan Bandung. Awalnya mereka menempuh puluhan kilo meter untuk bisa bergabung dengan kajian setiap Ahad di Cisaranten Kulon (Lokasi MTA Perwakilan Bandung). Dan insyaAllah mulai tanggal 7 Desember 2010, MTA Bandung Barat akan diresmikan. Berikut ini perjalanannya dari tahun ke tahun.

A. Tahun 2005

Pengajian binaan MTA Bandung Barat mulai diisi oleh ustadz dari MTA Pusat , tepatnya tanggal 13 Maret 2005 dan pengajian dilaksanakan satu kali dalam satu bulan . Kegiatan pengajian tersebut dilaksanakan setiap hari Minggu sore pada minggu ke 2 setiap bulannya dari pukul15.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB , diisi oleh Ustadz Dhidhik Joko Susilo , MT , bertempat di rumah Bpk Joko Suseno yang beralamat di Komplek Bumi Pakusarakan 2 Blok C2 No 50 Rt 03 Rw 25 , Kel Tani Mulya , Kec Nagmprah , Kab Bandung Barat .

B. Tahun 2006 - 2007

Pada tanggal 15 Januari 2006 kegiatan pengajian dipindahkan ke Padalarang , dengan harapan warga Padalarang dapat mengikuti kajian Ahad sore secara istiqomah . Mulai bulan Maret 2006 , frekuensi pengajian ditingkatkan menjadi dua kali dalam satu bulan . Yaitu pada minggu I diisi oleh Ustadz Imam Mukti S.Ag dan minggu ke III diisi oleh Ustadz Dhidhik Joko Susilo MT . Pengajian bertempat di rumah dinas Bpk Agus Darmawan yang merupakan salah satu warga tetap MTA Perwakilan Jakarta ( Pondok Cabe ) sekaligus sesepuh dan pembina warga Padalarang . Waktu pengajian tetap Ahad Sore jam 15.00 WIB sampai 18.00 WIB .

C. Tahun 2007 sampai Sekarang

Pada tanggal 20 Mei 2007 atas arahan Ustadz Imam Mukti , kegiatan pengajian dipindahkan kembali ke Bumi Pakusarakan .Dan mulai tanggal 12 Oktober 2008 sampai sekarang frekuensi pengajian ditingkatkan kembali menjadi empat kali dalam satu bulan , dengan waktu yang sama . Adapun pembagian jadwalnya adalah sebagai berikut :

- Minggu I : Ustadz Imam Mukti S.Ag .

- Minggu II : Pengurus MTA Bandung .

- Minggu III : Ustadz Dhidhik Joko Susilo MT .

- Minggu IV : Pengurus MTA Karawang .

- Minggu V : Pengajian Gabungan Ke Perwakilan Bandung .

PROFIL CALON PENGURUS DAN KEGIATAN KELOMPOK

A. Kepengurusan

Adapun susunan pengurus sementara Majlis Tafsir Al-Qur’an ( MTA ) Bandung Barat adalah sebagai berikut :

- Ketua : Joko Suseno , AMd

- Sekretaris : Sulardi .

- Bendahara : Atjeng Muljana .

B. Kelompok

1. Kelompok Pakusarakan .

Waktu kegiatan : Rabu malam jam 20.00 WIB sampai jam 22.00 WIB

Tempat : Rumah warga ( bergiliran )

Ketua : Sulardi

2. Kelompok Cibeber

Waktu kegiatan : Rabu malam jam 20.00 WIB sampai jam 22.00 WIB .

Tempat : Rumah warga ( bergiliran )

Ketua : Ajid Bagus Wibawa AMd.

3. Kelompok Padalarang .

Waktu kegiatan : Senin Malam jam 19.00 WIB sampai jam 21.00 WIB .

Tempat : Rumah Bpk Agus Dharmawan .

Ketua : Suharja

Download Peta Menuju lokasi Peresmian :

FREE download Peta

Selasa, Oktober 19, 2010

DOWNLOAD TAFSIR IBNU KATSIR (PDF)

Link Unduhan Tafsir Ibnu Katsir Type PDF :
==========================================
1. Tafsir Ibnu Katsir Juz 1.pdf…..(34,6 MB)
2. Tafsir Ibnu Katsir Juz 2.pdf…..(19,1 MB)
3. Tafsir Ibnu Katsir Juz 3.pdf…..(13,1 MB)
4. Tafsir Ibnu Katsir Juz 4.pdf…..(15,3 MB)
5. Tafsir Ibnu Katsir Juz 5.pdf…..(16,3 MB)
6. Tafsir Ibnu Katsir Juz 6.pdf…..(22,8 MB)
7. Tafsir Ibnu Katsir Juz 7.pdf…..(18,1 MB)
8. Tafsir Ibnu Katsir Juz 8.pdf…..(15,3 MB)
9. Tafsir Ibnu Katsir Juz 9.pdf…..(17,4 MB)
10.Tafsir Ibnu Katsir Juz 10.rar…..(5,03 MB)
11.Tafsir Ibnu Katsir Surat At Taubah (Juz 11)…..(10,2 MB)
12.Tafsir Ibnu Katsir Surat Yunus (Juz 11)…..(4,82 MB)
13.Tafsir Ibnu Katsir Surat Huud (Juz 12)…..(5,34 MB)
14.Tafsir Ibnu Katsir Surat Yusuf (Juz 12)…..(5,02 MB)
15.Tafsir Ibnu Katsir Juz 13.rar…..(4,7 MB)
16.Tafsir Ibnu Katsir Juz 14.rar…..(4,16 MB)
17.Tafsir Ibnu Katsir Juz 15.rar …..(7,74 MB)
18.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Kahfi (Juz 16) …..(5,04 MB)
19.Tafsir Ibnu Katsir Surat Maryam (Juz 16)…..(1,17 MB)
20.Tafsir Ibnu Katsir Surat Thoha (Juz 16) …..(3,38 MB)
21.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Anbiyaa (Juz 17) …..(3,91 MB)
22.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Hajj (Juz 17) …..(4,03 MB)
23.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Mu’minuun (Juz 18) …..(2,01 MB)
24.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Ahqaaf (Juz 26) …..(2,85 MB)
25.Tafsir Ibnu Katsir Surat Muhammad (Juz 26) …..(1,96 MB)
27.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Fath (Juz 26) …..(4,06 MB)
28.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Hujurat (Juz 26) …..(2,65 MB)
29.Tafsir Ibnu Katsir Surat Qaaf (Juz 26) …….(1,85 MB)
30.Tafsir Ibnu Katsir Surat Adz Dzariyat (Juz 27) …..(1,26 MB)
31.Tafsir Ibnu Katsir Surat Ath Thuur (Juz 27) …..(1,38 MB)
32.Tafsir Ibnu Katsir Surat An Najm (Juz 27) …..(2,71 MB)
33.Tafsir Ibnu Katsir Surat AL Qomar (Juz 27) …..(1,8 MB)
34.Tafsir Ibnu Katsir Surat Ar Rahman (Juz 27) …..(1,79 MB)
35.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Waqi’ah (Juz 27) …..(2,54 MB)
36.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Hadid (Juz 27) …..(2,41 MB)
37.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Mujadilah (Juz 28) …..(4,36 MB)
38.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Hasyr (Juz 28) …..(2,13 MB)
39.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Mumtahanah (Juz 28) …..(2,46 MB)
40.Tafsir Ibnu Katsir Surat Ash Shaf (Juz 28) …..(1,3 MB)
41.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Jumuah (Juz 28) …..(1,02 MB)
42.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Munaafiqun (Juz 28) …..(630 kb)
43.Tafsir Ibnu Katsir Surat Ath Thoghabun (Juz 28) …..(788 kb)
44.Tafsir Ibnu Katsir Surat Ath Thalaq (Juz 28) …..(1,37 MB)
45.Tafsir Ibnu Katsir Surat At Tahrim (Juz 28) …..(707 kb)
46.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Mulk (Juz 29) …..(1,02 MB)
47.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Qolam (Juz 29) …..(1,29 MB)
48.Tafsir Ibnu Katsir Surat AL Haqqoh (Juz 29) …..(951 kb)
49.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Ma’arij (Juz 29) …..(909 kb)
50.Tafsir Ibnu Katsir Surat Nuh (Juz 29) …..(780 kb)
51.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Jin (Juz 29) …..(741 kb)
52.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Muzammil (Juz 29) …..(0,99 MB)
53.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Qiyamah (Juz 29) …..(821 kb)
54.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Insaan (Juz 29) …..(242 kb)
55.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Mursalaat (Juz 29) …..(745 kb)
56.Tafsir Ibnu Katsir Surat An Naba (Juz 30) …..(949 kb)
57.Tafsir Ibnu Katsir Surat An Nazi’at (Juz 30) …..(626 kb)
58.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al ‘Abasa (Juz 30) …..(593 kb)
59.Tafsir Ibnu Katsir Surat At Takwir (Juz 30) …..(639 kb)
60.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Muthoffifin (Juz 30) …..(706 kb)
61.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Buruuj (Juz 30) …..(547 kb)
62.Tafsir Ibnu Katsir Surat Ath Thoriq (Juz 30) …..(212 kb)
63.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Ghasyiyah (Juz 30) …..(459 kb)
64.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Fajr (Juz 30) …..(697 kb)
65.Tafsir Ibnu Katsir Surat Asy Syams (Juz 30) …..(458 kb)
66.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Alamnasyrah (Juz 30) …..(225 kb)
67.Tafsir Ibnu Katsir Surat At Tin (Juz 30) …..(179 kb)
68.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al ‘Alaq (Juz 30) …..(293 kb
69.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Qodr (Juz 30) …..(287 kb)
70.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Bayyinah (Juz 30) …..(177 kb)
71.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Zalzalah (Juz 30) …..(307 kb)
72.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al ‘Adiyat (Juz 30) …..(134 kb)
73.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Qaari’ah (Juz 30) …..(63,1 kb)
74.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al ‘Ashr (Juz 30) …..(63.2 kb)
75.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Humazah (Juz 30) …..(179 kb)
76.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Fill (Juz 30) …..(569 kb)
77.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Quraisy (Juz 30) …..(140 kb)
78.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Maa’uun (Juz 30) …..(311 kb)
79.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Kautsar (Juz 30) …..(240 kb)
80.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Kafiruun (Juz 30) …..(189 kb)
81.Tafsir Ibnu Katsir Surat An Nashr (Juz 30) …..(179 kb)
82.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Ikhlash (Juz 30) …..(293 kb)
83.Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Mu’awwidzatain (Juz 30) …..(249 kb)

Rabu, September 08, 2010

SHALAT 'IED

SHALAT 'IED
[Cetak ulang]
Adab mengerjakan shalat 'Ied dan sunnah-sunnahnya
1. Mandi dahulu
Dari Ibnus Sabbaaq, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Hai kaum Muslimin, hari (Jum'ah) ini adalah satu hari yang Allah jadikan hari raya. Karena itu hendaklah kamu mandi". [HR. Malik, dalam Al-Muwaththa’ juz 1, hal. 65, no. 113]
Keterangan :
Menurut hadits tersebut, hari Jum'ah dipandang sebagai hari raya dan kita disuruh mandi padanya. Dengan demikian dapat difaham, bahwa mandi pada hari raya adalah lebih utama.

2. Berpakaian dengan pakaian yang baik, bila ada.
Dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwasanya Nabi SAW biasa memakai kain buatan Yaman pada tiap-tiap hari raya. [HR. Baihaqiy juz 3, hal. 280]

3. Makan sebelum berangkat
Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata, "Dahulu Rasulullah SAW tidak pergi Shalat Hari Raya 'Iedul Fithri melainkan sesudah makan. Dan tidak makan pada Hari Raya 'Iedul Adlha melainkan sesudah kembali dari shalat". [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 27, no. 540]

4. Mengambil dua jalan
Dari Abu Hurairah, ia berkata "Dahulu Rasulullah SAW apabila melewati jalan saat pergi Shalat Hari Raya, maka ketika pulang beliau mengambil jalan lain (dari yang telah dilalui waktu pergi)". [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 26, no. 539]

5. Waktu dan tempat takbir hari raya
Dari Az-Zuhriy, ia berkata, "Dahulu Nabi SAW keluar untuk shalat Hari Raya 'Iedul Fithri dengan takbir mulai dari rumahnya hingga tiba ditempat shalat". [HR. Abu Bakar An-Najjaad, mursal, Nailul Authar juz 3, hal. 327]

Dari Ibnu Umar, "Bahwasanya Nabi SAW bertakbir dan bertahlil dengan suara keras ketika keluar pergi shalat hari Raya 'Iedul Fithri hingga tiba di tempat shalat". [HR. Baihaqi dan Hakim, dalam Nailul Authar juz 3, hal. 327, dla’if]

Nabi SAW bersabda, "Hiasilah Hari Raya-Hari Raya kamu dengan takbir".
[HR. Thabrani, Gharib, dalam Nailul Authar juz 3, hal. 327]

Waktu dan tempat bertakbir hari raya menurut hadits yang shahih :

Dari Ummu 'Athiyah, ia berkata, "Rasulullah SAW memerintahkan kepada kami untuk membawa keluar anak-anak perempuan yang hampir baligh, perempuan-perempuan haidl dan anak-anak perempuan yang masih gadis, pada Hari Raya 'Iedul Fithri dan 'Iedul Adha. Adapun wanita-wanita yang haidl itu mereka tidak shalat". [HSR. Muslim, juz 2, hal. 606]
Dan bagi Imam Bukhari, Ummu 'Athiyah berkata, "Kita diperintahkan supaya membawa keluar wanita-wanita haidl lalu bertakbir bersama-sama dengan orang banyak". [Dalam Nailul Authar juz 3, hal. 324]
Dari hadits shahih di atas dapat kita fahami bahwa takbir Hari Raya itu dilaksanakan pada waktu tiba di tempat shalat sampai berdirinya shalat.

6. Waktu shalat hari raya
Telah berkata Jundab, "Adalah Nabi SAW shalat Hari Raya 'Iedul Fithri bersama kami di waktu matahari tingginya sekadar dua batang tombak dan beliau shalat Hari Raya 'Iedul Adha diwaktu matahari tingginya sekadar satu batang tombak". [HR. Ahmad bin Hasan, dalam Nailul Authar juz 3, hal. 333]
Keterangan :
Menurut riwayat di atas, waktu shalat Hari Raya 'Iedul Adha itu lebih pagi daripada waktu shalat Hari Raya 'Iedul Fithri.

7. Shalat sebelum khutbah
Dari Ibnu Umar, ia berkata, "Dahulu Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar shalat dua Hari Raya sebelum khutbah". [HR. Bukhari juz 2, hal. 5]

Maksudnya : Rasulullah SAW dan shahabat-shahabatnya mengerjakan shalat 'Iedul Fithri dan 'Iedul Adha sebelum khutbah.

8. Shalat hari raya tanpa adzan dan iqamah
Dari Jabir bin Samurah, ia berkata "Saya shalat dua Hari Raya bersama Rasulullah SAW bukan hanya sekali atau dua kali, (semuanya) tanpa adzan dan iqamah". [HSR. Muslim juz 2, hal. 604]

Maksud dari riwayat di atas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW shalat Hari Raya 'Iedul Fithri dan Hari Raya 'Iedul Adha tanpa adzan dan iqamah.

9. Hari raya pada hari Jum'ah
Dari Ibnu ‘Abbas, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Telah terhimpun pada hari ini dua hari raya (hari Raya dan Jum'ah). Maka barangsiapa mau, cukuplah shalat ini buat dia, tidak perlu lagi shalat Jum'ah, tetapi kami tetap akan mendirikan shalat Jum'ah, insyaa-allooh". [HR. Ibnu Majah dan Ibnu Majah juz 1, hal. 416, no. 1311]

10. Shalat dan khutbah di tanah lapang
Dari Abu Hurairah bahwasanya pada suatu hari Raya, para shahabat kehujanan, maka Nabi SAW mengerjakan shalat Hari Raya bersama mereka di masjid. [HR. Abu Dawud juz 1, hal. 301, no. 1160, dla’if]

Keterangan :
Menurut kebiasaan memang Nabi SAW mengerjakan shalat dan khutbah hari Raya di tanah lapang. Tetapi hal itu tidak menunjukkan kepada hukum wajib. Sesuatu perbuatan bisa menunjukkan kepada hukum wajib jika disertai dengan perintah.
Kebanyakan ulama memandang bahwa Nabi SAW mengerjakan yang demikian itu bukan karena tidak shah dikerjakan di masjid, tetapi karena tak cukup tempat di masjid, sebab pada waktu itu orang-orang yang berkumpul pada hari Raya lebih banyak dari pada hari-hari yang lain.
Dari seluruh pembicaraan tersebut, nyatalah bahwa shalat Hari Raya di masjid itu tidak terlarang, apalagi jika turun hujan atau lain-lain halangan.
Oleh karena itu perkataan Abu Hurairah tadi walaupun lemah riwayatnya tetapi shahih maknanya. Perlu dijelaskan bahwa Rasulullah SAW shalat di tanah lapang itu diambil dari pengertian Mushalla :
Mushalla itu adalah suatu tempat di pintu gerbang Madinah sebelah timur". [Fiqhus Sunnah juz 1, hal. 268]
"Mushalla itu tempatnya sejauh 1.000 hasta dari masjid Madinah" [Fiqhus Sunnah juz 1, ha. 271]
Jadi jelaslah bahwa Rasulullah SAW jika shalat Hari Raya itu di tanah lapang.

11. Takbir dalam shalat pada dua hari raya
Takbir shalat pada dua Hari Raya (Hari Raya 'Iedul Fithri dan 'Iedul Adha), dilaksanakan dengan 7 kali pada rekaat pertama, dan 5 kali pada rekaat yang kedua sebelum membaca Al-Fatihah.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW maupun perbuatan para shahabat.:
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash, ia berkata : Nabi Allah SAW bersabda,“Takbir pada (shalat) ‘Iedul Fithri adalah 7 kali di rekaat pertama dan 5 kali di rekaat yang akhir (kedua). Adapun bacaan, sesudah kedua-duanya itu".[HR. Abu Dawud juz 1, hal. 299, no. 1151]
Dari 'Amr bin Syu'aib, dari bapaknya, dari kakeknya, bahwasanya Rasulullah SAW bertakbir dalam shalat hari raya 'Iedul Fithri tujuh takbir pada rekaat pertama dan lima takbir pada rekaat kedua, selain takbir (yang biasa dalam) shalat. [HR. Daruquthni, juz 2, hal. 48]

Tentang atsar (perbuatan) para shahabat, diriwayatkan :
Dari Nafi', maula Abdullah bin 'Umar, bahwa dia berkata, "Aku pernah menyaksikan 'Iedul Adha dan 'Iedul Fithri bersama Abu Hurairah. Maka ia bertakbir di rekaat pertama 7 takbir sebelum membaca, dan di rekaat kedua 5 takbir sebelum membaca". [HR. Malik, Muwaththa’ juz 1, hal. 180]
Dari 'Atha', ia berkata, "Adalah Ibnu 'Abbas bertakbir di dua Hari Raya 12 takbir, yaitu 7 di rekaat pertama dan 5 di rekaat yang kedua". [HR. Baihaqi juz 3, hal. 289]

12. Bacaan takbir hari raya
Bacaan Takbir pada hari Raya yang bersumber dari shahabat Umar dan Ibnu Mas'ud adalah :
(Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Laa ilaaha illalloohu walloohu Akbar Alloohu Akbar wa lillaahil-hamdu).
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tidak ada Tuhan (yang sebenarnya)melainkan Allah, dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan kepunyaan Allah-lah segala pujian. [Dalam Nailul Authar juz 3 hal. 358, Fiqhus Sunnah juz 1 hal. 275]

13. Ucapan pada hari raya
Para shahabat Nabi SAW jika bertemu di antara mereka pada Hari Raya, mereka mengucapkan :
"Semoga Allah menerima amalan kami dan amalan kamu"

Jubair bin Nufair meriwayatkan :
Para shahabat Rasulullah SAW jika bertemu satu dengan yang lain pada Hari Raya saling mengucapkan, “Taqobbalalloohu minnaa wa minkum”.[HR. Jubair bin Nufair]

SELENGKAPNYA BISA DI DOWNLOAD DISINI : BROSUR SHOLAT IED
~oO[ A ]Oo~

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1431 H

TAQABBALLAAHU MINNA WA MINKUM, MOHON MAAF LAHIR BATIN

MOHON MAAF LAHIR BATIN
MOHON MAAF LAHIR BATIN
FREE
MOHON MAAF LAHIR BATIN
MOHON MAAF LAHIR BATIN

Senin, Agustus 23, 2010

JANGAN SOMBONG

Materi #1 Nafar Ramadhan 1431H - Sombong adalah sifat tercela dan merupakan dosa besar dan dilaknat oleh Allah. Sombong ialah menolak kebenaran yang datang dari Allah dan merasa dirinya besar sehingga menghina atau merendahkan sesame manusia. Orang yang tidak mau tunduk dan taat kepada perintah Allah, iapun termasuk orang yang sombong. Sebagaimana iblis yang tidak mau tunduk pada perintah Allah ketika diperintahkan supaya bersujud kepada Adam, maka ia dinyatakan “Ia (iblis) enggan dan sombong dan adalah ia termasuk orang-orang kafir”

Tentang kesombongan Iblis ini diungkapkan dalam Al Qur’an sebagai berikut :

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. Al Baqarah :34)

Allah juga mengungkapkan kesombongan iblis didalam Al Qur’an QS. Al A’raf ayat 11-13


وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ (١١)قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ (١٢)قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ
11. Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada Para Malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”, Maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak Termasuk mereka yang bersujud.

12. Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?” Menjawab iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah”.

13. Allah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu Termasuk orang-orang yang hina”.

Iblis tidak mau sujud kepada Adam, walaupun yang memerintahkan sujud itu adalah Allah. Karena ia merasa lebih baik dan lebih tinggi derajatnya daripada Adam. Hal tersebut diungkapkan juga didalam QS.Shaad ayat 71-78 :


إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ (٧١)فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ (٧٢)فَسَجَدَ الْمَلائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ (٧٣)إِلا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ (٧٤)قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ (٧٥)قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ (٧٦)قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ (٧٧)وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
71. (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: “Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah”.

72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya”.

73. lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya,

74. kecuali Iblis; Dia menyombongkan diri dan adalah Dia Termasuk orang-orang yang kafir.

75. Allah berfirman: “Hai iblis, Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) Termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?”.

76. iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Dia Engkau ciptakan dari tanah”.

77. Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga; Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,

78. Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan”.

Dari ayat-ayat diatas jelaslah bahwa disebabkan karena kesombongan bisa menyebabkan kekafiran dan dilaknakk Allah. Orang-orang sombong akhirnya dihancurkan oleh Allah sebagaimana kisahnya Fir’aun yang akhirnya ditenggelamkan di tengah laut, dan kisahnya Qarun yang akhirnya dibenamkan ke dalam bumi. Maka Allah menyuruh manusia supaya menyembah dan berdoa hanya kepada Allah dan melarang berlaku sombong. Firman Allah SWT :


وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina”. (QS. Al Mu’min : 60)

Dalam QS. Al Israa’ ayat 37, Allah SWT juga melarang manusia berbuat sombong :


وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الأرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولا
dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.

Juga dalam QS. Luqman ayat 18 :


وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Didalam hadist-hadist juga banyak disebutkan agar manusia bersifat Tawaadlu’ dan tidak berlaku sombong. Diantaranya sebagai berikut


عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ. فَقَالَ رَجُلٌ: اِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ اَنْ يَكُوْنَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَ نَعْلُهُ حَسَنَةً؟ قَالَ: اِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ اْلجَمَالَ. اَلْكِبْرُ بَطَرُ اْلحَقّ وَ غَمْطُ النَّاسِ. مسلم و الترمذى فى الترغيب و الترهيب
Dari Abdullah bin Mas’ud RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Tidak akan masuk surga barangsiapa yang di dalam hatinya itu ada sebesar dzarrah dari sombong”. Lalu ada seorang laki-laki bertanya, “Sesungguhnya ada orang senang bajunya itu bagus dan sandalnya bagus, (yang demikian itu bagaimana, ya Rasulullah ?”). Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu indah dan suka pada keindahan. Sombong itu ialah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. [HR. Muslim dan Tirmidzi, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 567]


عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَقُوْلُ اللهُ جَلَّ وَ عَلاَ: اَلْكِبْرِيَاءُ رِدَاءِيْ وَ اْلعَظَمَةُ اِزَارِيْ. فَمَنْ نَازَعَنِيْ وَاحِدًا مِنْهُمَا اَلْقَيْتُهُ فِى النَّارِ. ابن ماجه فى الترغيب و الترهيب
Dari Ibnu Abbas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman : Sombong itu adalah selendang-Ku dan kebesaran itu adalah pakaian-Ku, maka barangsiapa mencabut salah satunya dari-Ku, Aku akan melemparkan orang itu ke neraka”. [HR. Ibnu Majah, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 563]


عَنْ حَارِثَةَ بْنِ وَهْبٍ اَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ ص قَالَ: اَلاَ اُخْبِرُكُمْ بِاَهْلِ اْلجَنَّةِ؟ قَالُوْا: بَلَى. قَالَ ص: كُلُّ ضَعِيْفٍ مُتَضَعَّفٍ. لَوْ اَقْسَمَ عَلَى اللهِ َلاَبَرَّهُ. ثُمَّ قَالَ: اَلاَ اُخْبِرُكُمْ بِاَهْلِ النَّارِ؟ قَالُوْا: بَلَى: قَالَ: كُلُّ عُتُلّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ. مسلم
Dari Haritsah bin Wahb bahwasanya ia mendengar Nabi SAW bersabda, “Maukah kalian kuberitahu tentang penghuni surga ?”. Mereka menjawab, “Mau ya Rasulullah”. Beliau bersabda, “(Yaitu) setiap orang yang lemah dan ditindas. Seandainya ia bersumpah atas nama Allah, tentu ia menepatinya”. Kemudian beliau bersabda, “Maukah kalian kuberitahu tentang penghuni neraka ?”. Mereka menjawab, “Mau, ya Rasulullah”. Beliau bersabda, “Yaitu setiap orang yang keras, kasar lagi sombong”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2190]


عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَ مَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ اِلاَّ عِزًّا. وَ مَا تَوَاضَعَ اَحَدٌ ِللهِ اِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ. مسلم
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Shadaqah itu tidak akan mengurangi harta. Dan tidaklah Allah menambah kepada seorang hamba yang pemaaf kecuali kemuliaan. Dan tidaklah seseorang bertawadlu’ karena Allah, kecuali Allah mengangkat derajat orang itu”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2001]


عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: لَيَنْتَهِيَنَّ اَقْوَامٌ يَفْتَخِرُوْنَ بِاٰبَائِهِمُ الَّذِيْنَ مَاتُوْا: اِنَّمَا هُمْ فَحْمُ جَهَنَّمَ اَوْ لَيَكُوْنُنَّ اَهْوَنَ عَلَى اللهِ مِنَ اْلجُعَلِ الَّذِى يُدَهْدِهُ اْلخِرَاءَ بِاَنْفِهِ. اِنَّ اللهَ اَذْهَبَ عَنْكُمْ عُبّيَّةَ اْلجَاهِلِيَّةِ وَ فَخْرَهَا بِاْلاٰبَاءِ. اِنَّمَا هُوَ مُؤْمِنٌ تَقِيٌّ وَ فَاجِرٌ شَقِيٌّ. اَلنَّاسُ كُلُّهُمْ بَنُوْ اٰدَمَ وَ اٰدَمُ خُلِقَ مِنَ التُّرَابِ. الترمذى
Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersaba, “Hendaklah orang-orang itu berhenti dari membanggakan nenek-moyang mereka yang telah mati, sesungguhnya mereka itu menjadi bara api Jahannam, atau orang-orang itu akan menjadi lebih hina menurut pandangan Allah daripada kumbang pemakan kotoran yang mendorong kotoran dengan moncongnya. Sesungguhnya Allah telah menghilangkan dari kalian kesombongan jahiliyyah dan berbangga dengan nenek moyang. Sesungguhnya manusia itu hanya (ada dua), orang mukmin yang thaat atau orang jahat yang celaka. Manusia semuanya adalah keturunan Adam, dan Adam diciptakan dari tanah”. [HR. Tirmidzi juz 5, hal. 390]

Dan Allah SWT berfirman :


يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS.Al Hujurat : 13)

Maka marilah kita bersikap tawaadlu’ dan menjauhi kesombongan. Semua manusia adalah dari keturunan yang sama, dan orang yang paling mulia adalah yang paling bertaqwa.

JANGAN DUSTA

Materi #2 Nafar Ramadhan 1431H - Jujur adalah sifat yang terpuji, sedangkan berdusta atau bohong adalah sifat tercela. Jujur akan membawa kebaikan dan kebaikan akan membawa ke syurga. Sebaliknya, bohong akan membawa kepada kedurhakaan, dan kedurhakaan akan menjerat pelakunya ke neraka. Oleh Karena itu Allah menyuruh kita supaya berlaku jujur dan menjanjikannya dengan pahala yang besar, sebagaimana firman-Nya didalam QS.Al Ahzab : 70-71


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا (٧٠)يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

70. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar,

71. niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.

Allah juga menyuruh kita supaya bertaqwa dan berada bersama orang-orang yang benar. Fiman Allah SWT dalam QS. At Taubah :119


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

119. Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.

Rusaknya dunia ini adalah karena kebohongan. Orang-orang musyrik yang menganggap Allah punya sekutu, punya anak adalah termasuk orang-orang yang berbuat kedustaan dan mereka termasuk orang-orang yang sangat dhalim. Allah SWT berfirman dalam QS.Yunus: 17


فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ إِنَّهُ لا يُفْلِحُ الْمُجْرِمُونَ

17. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayatNya? Sesungguhnya, Tiadalah beruntung orang-orang yang berbuat dosa.

Dan juga Allah berfirman di dalam QS.An Nahl : 105


إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ

105. Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka Itulah orang-orang pendusta.

Dan juga dalam firman-Nya di QS.An Nahl : 116


وَلا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلالٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لا يُفْلِحُونَ

116. dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara Dusta “Ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah Tiadalah beruntung.

Dan orang-orang Yahudi dilaknat oleh Allah SWT karena mengadakan kebohongan dengan mengatakan Uzair adalah putera Allah. Begitu pula orang-orang Nasrani, mereka mengatakan bahwa Isa Al Masih adalah putera Allah. Allah SWT berfirman didalam QS.At Taubah : 30-31


وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ (٣٠)اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لا إِلَهَ إِلا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ (٣١)

30. orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al masih itu putera Allah”. Demikianlah itu Ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru Perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?

31. mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Dan berbohong adalah sifat orang-orang yang munafik. Firman Allah SWT didalam QS.Al Baqarah : 8-10)


وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ (٨)يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (٩)فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ (١٠)

8. di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian,” pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

9. mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.

10. dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.

Didalam hadist juga banyak disebutkan pentingnya berbuat jujur dan supaya menjauhi berbuat dusta. Diantaranya sebagai berikut :


عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: عَلَيْكُمْ بِالصّدْقِ فَاِنَّ الصّدْقَ يَهْدِى اِلىَ اْلبِرّ وَ اِنَّ اْلبِرَّ يَهْدِى اِلىَ اْلجَنَّةِ. وَ مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَ يَتَحَرَّى الصّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدّيْقًا. وَ اِيَّاكُمْ وَ اْلكَذِبَ فَاِنَّ اْلكَذِبَ يَهْدِى اِلىَ اْلفُجُوْرِ وَ اِنَّ اْلفُجُوْرَ يَهْدِى اِلىَ النَّارِ. وَ مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَ يَتَحَرَّى اْلكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا. مسلم

Dari ‘Abdullah (bin Mas’ud), ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Wajib atasmu berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan terus-menerus seseorang berlaku jujur dan memilih kejujuran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa kepada kedurhakaan, dan durhaka itu membawa ke neraka. Dan terus menerus seseorang itu berdusta dan memilih yang dusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2013]


عَنْ اَبِى بَكْرٍ الصّدّيْقِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: عَلَيْكُمْ بِالصّدْقِ، فَاِنَّهُ مَعَ اْلبِرّ وَ هُمَا فِى اْلجَنَّةِ. وَ اِيَّاكُمْ وَ اْلكَذِبَ، فَاِنَّهُ مَعَ اْلفُجُوْرِ وَ هُمَا فِى النَّارِ. ابن حبان فى صحيحه

Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Wajib atasmu berlaku jujur, karena jujur itu bersama kebaikan, dan keduanya di surga. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena dusta itu bersama kedurhakaan, dan keduanya di neraka”. [HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya, juz 5, hal. 368, no. 5743]


عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِضْمَنُوْا لىِ سِتًّا مِنْ اَنْفُسِكُمْ، اَضْمَنْ لَكُمُ اْلجَنَّةَ. اُصْدُقُوْا اِذَا حَدَّثْتُمْ، وَ اَوْفُوْا اِذَا وَعَدْتُمْ، وَ اَدُّوْا اِذَا ائْتُمِنْتُمْ، وَ احْفَظُوْا فُرُوْجَكُمْ، وَ غُضُّوْا اَبْصَارَكُمْ، وَ كُفُّوْا اَيْدِيَكُمْ. احمد و ابن ابى الدنيا و ابن حبان فى صحيحه و الحاكم و البيهقى، فى الترغيب و الترهيب

Dari ‘Ubadah bin Shamit RA sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Hendaklah kalian menjamin padaku enam perkara dari dirimu, niscaya aku menjamin surga bagimu : 1. Jujurlah apabila kamu berbicara, 2. Sempurnakanlah (janjimu) apabila kamu berjanji, 3. Tunaikanlah apabila kamu diberi amanat, 4. Jagalah kemaluanmu, 5. Tundukkanlah pandanganmu (dari ma’shiyat) dan 6. Tahanlah tanganmu (dari hal yang tidak baik)”. [HR. Ahmad, Ibnu Abid-Dunya, Ibnu Hibban di dalam shahihnya, Hakim dan Baihaqi, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 587]


عَنِ اْلحَسَنِ بْنِ عَلِيّ رض قَالَ: حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ ص: دَعْ مَا يُرِيْبُكَ اِلىَ مَا لاَ يُرِيْبُكَ. فَاِنَّ الصّدْقَ طُمَأْنِيْنَةٌ، وَ اْلكَذِبَ رِيْبَةٌ. الترمذى و قال حديث حسن صحيح، فى الترغيب و الترهيب

Dari Hasan bin Ali RA ia berkata : Saya hafal dari Rasulullah SAW (beliau bersabda), “Tinggalkan apa-apa yang meragukanmu (berpindahlah) kepada apa-apa yang tidak meragukanmu, karena jujur itu adalah ketenangan dan dusta itu adalah keraguan”. [HR. Tirmidzi dan ia berkata : Hadits Hasan Shahih, di dalam At-Targhiib wat Tarhiib, juz 3, hal. 589]


عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: ا?يَةُ اْلمُنَافِقِ ثَلاَثٌ. اِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَ اِذَا وَعَدَ اَخْلَفَ وَ اِذَا ائْتُمِنَ خَانَ. البخارى

Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Tanda kemunafiqan itu ada tiga hal, yaitu : 1. Apabila berbicara ia berdusta, 2. Apabila berjanji menyelisihi dan 3. Apabila diberi amanat ia khianat”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 14]


عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَ مَنْ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنَ النّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا. اِذَا ائْتُمِنَ خَانَ، وَ اِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَ اِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَ اِذَا خَاصَمَ فَجَرَ. البخارى 1: 14

Dari Abdullah bin ‘Amr bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Ada empat hal barangsiapa yang empat hal itu ada padanya maka ia adalah orang munafiq yang sebenarnya. Dan barangsiapa ada padanya satu bagian dari yang empat hal itu berarti ada padanya satu bagian dari kemunafiqan sehingga ia meninggalkannya, yaitu : 1. Apabila diberi amanat ia khianat, 2. Apabila berbicara ia berdusta, 3. Apabila berjanji menyelisihi dan 4. Apabila bertengkar ia curang”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 14]


عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَامِرٍ رض قَالَ: دَعَتْنِى اُمّى يَوْمًا وَ رَسُوْلُ اللهِ ص قَاعِدٌ فِى بَيْتِنَا. فَقَالَتْ: هَا تَعاَلَ اُعْطِكَ، فَقَالَ لهَاَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا اَرَدْتِ اَنْ تُعْطِيْهِ، قَالَتْ: اَرَدْتُ اَنْ اُعْطِيَهُ تَمْرًا، فَقَالَ لَهَا رَسُوْلُ اللهِ ص اَمَا اِنَّكِ لَوْ لَمْ تُعْطِيْهِ شَيْئًا كُتِبَتْ عَلَيْكِ كَذْبَةٌ.
?

Dari Abdullah bin ‘Amir RA ia berkata, “Pada suatu hari ibu saya memanggil saya, pada waktu itu Rasulullah SAW sedang duduk di rumah kami. Ibu saya berkata, “Kesinilah ! kamu saya beri”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Apakah betul engkau akan memberinya ?”. Ibu saya berkata, “Saya akan memberinya kurma”. Lalu Rasulullah SAW bersabda kepada ibu saya, “Ketahuilah, sesungguhnya kamu jika tidak memberi sesuatu kepadanya niscaya kamu dicatat dusta”. [HR. Abu Dawud Juz 4, hal 298 no.4991, dlaif karena dalam sanadnya ada perawi yang tidak disebutkan namanya]

Demikianlah, semoga Allah SWT menjadikan kita orang-orang yang jujur dan menjaga kita dari berbuat dusta. Aamiin

TUNAIKAN AMANAT

Materi #3 Nafar Ramadhan 1431H - Amanat adalah suatu kewajiban yang harus ditunaikan.

اَلْحَمْدُ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيّئَاتِ اَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلّ وَ سَلّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى الِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.

Orang yang tidak menunaikan amanat berarti ia khianat. Kita semua orang yang beriman telah membaca dua kalimat syahadat, yaitu :


اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Dengan mengucapkan syahadat tersebut berarti kita telah berjanji bahwa kita bersedia tha’at kepada Allah dan Rasul-Nya, maka kita wajib melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, dan kita wajib menjauhi apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT memerintahkan kepada kita agar memenuhi janji atau menunaikan amanat dan melarang khianat. Firman Allah SWT :


ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا اَوْفُوْا بِاْلعُقُوْدِ. المائدة

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. [QS. Al-Maidah : 1]
وَ اَوْفُوْا بِعَهْدِيْ اُوْفِ بِعَهْدِكُمْ، وَ اِيَّايَ فَارْهَبُوْنِ. البقرة

Dan Penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk). [QS. Al-Baqarah : 40]
وَ اَوْفُوْا بِعَهْدِ اللهِ اِذَا عَاهَدْتُّمْ وَ لاَ تَنْقُضُوا اْلاَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيْدِهَا وَ قَدْ جَعَلْتُمُ اللهَ عَلَيْكُمْ كَفِيْلاً، اِنَّ اللهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَ. النحل

Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu melanggar sumpah(mu) sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. [QS. An-Nahl : 91]

Di dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman :


اِنَّا عَرَضْنَا اْلامَانَةَ عَلَى السَّموتِ وَ اْلارْضِ وَاْلجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَ اَشْفَقْنَ مِنْهَا وَ حَمَلَهَا اْلاِنْسَانُ، اِنَّه كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلاً. الاحزاب

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh, [QS. Al-Ahzaab : 72]

Pada ayat di atas disebutkan bahwa langit, bumi dan gunung-gunung tidak berani memikul amanat, dan manusialah yang sanggup memikul amanat, maka pada akhir ayat dijelaskan bahwa manusia itu amat dhalim dan amat bodoh. Maksudnya manusia yang tidak menunaikan amanat atau berbuat khianat adalah sangat dhalim dan sangat bodoh.

Begitu pula apabila kita telah membuat perjanjian dengan sesama manusia, maka kita pun wajib melaksanakannya. Firman Allah SWT :


وَ اَوْفُوْا بِاْلعَهْدِ اِنَّ اْلعَهْدَ كَانَ مَسْئُوْلاً. الاسراء

Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. [QS. Al-Israa' : 34]


ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تَخُوْنُوا اللهَ وَ الرَّسُوْلَ وَ تَخُوْنُوْا اَمَانتِكُمْ وَ اَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. الانفال

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. [QS. Al-Anfaal : 27]


اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا اْلاَمَانتِ اِلى اَهْلِهَا. النساء

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. [QS. An-Nisaa' : 58]

Menjaga amanat adalah sifat yang harus dimiliki oleh setiap orang yang beriman, sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah SWT :


وَ الَّذِيْنَ هُمْ ِلاَمنتِهِمْ وَ عَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ(8) وَ الَّذِيْنَ هُمْ عَلى صَلَوتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ(9) اُولئِكَ هُمُ اْلوَارِثُوْنَ(10) الَّذِيْنَ يَرِثُوْنَ اْلفِرْدَوْسَ، هُمْ فِيْهَا خلِدُوْنَ

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, (8)

dan orang-orang yang memelihara shalatnya. (9)

Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (10)

(ya’ni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (11) [QS. Al-Mukminuun : 8-11]


وَ الَّذِيْنَ هُمْ ِلاَمنتِهِمْ وَ عَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ(32) وَالَّذِيْنَ هُمْ بِشَهدتِهِمْ قَآئِمُوْنَ(33) وَ الَّذِيْنَ هُمْ عَلى صَلاَتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ(34) اُولئِكَ فِيْ جَنّتٍ مُّكْرَمُوْنَ

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. (32)

Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. (33)

Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. (34)

Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan. (35) [QS. Al-Maa'rij : 32-35]

Pada ayat di atas dijelaskan bahwa orang-orang yang menjaga amanat akan dimasukkan ke dalam surga. Dan Allah tidak suka kepada orang-orang yang khianat, Firman Allah SWT :


…. اِنّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ خَوَّانٍ كَفُورٍ. الحج: 38

…… Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat. [QS. Al-Hajj : 38]


…. اِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ خَوَّانًا اَثِيْمًا. النساء: 107

….….. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa, [QS. An-Nisaa' : 107]

Di dalam Al-Qur’an Allah SWT membuat contoh istri yang berkhianat kepada suaminya, maka akhirnya istri tersebut masuk neraka. Firman Allah SWT :


ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً ِلّلَّذِيْنَ كَفَرُوا امْرَاَتَ نُوْحٍ وَّ امْرَاَتَ لُوْطٍ، كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللهِ شَيْئًا وَّ قِيْلَ ادْخُلاَ النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِيْنَ

Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh diantara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya), “Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”. [QS. At-Tahrim : 10]

Rasulullah SAW juga menjelaskan tentang pentingnya menjaga amanat dan menjauhkan diri dari sifat khianat, sebagaimana riwayat berikut ini :


عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: ايَةُ اْلمُنَافِقِ ثَلاَثٌ. اِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَ اِذَا وَعَدَ اَخْلَفَ وَ اِذَا ائْتُمِنَ خَانَ

Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Tanda orang munafiq ada tiga perkara, yaitu : 1. Apabila berbicara ia berdusta, 2. Apabila berjanji menyelisihi dan 3. Apabila diberi amanat ia khianat”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 14]


عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَ مَنْ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنَ النّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا. اِذَا ائْتُمِنَ خَانَ، وَ اِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَ اِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَ اِذَا خَاصَمَ فَجَرَ. البخارى

Dari Abdullah bin ‘Amr, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Ada empat perkara barangsiapa yang empat perkara itu ada padanya maka ia adalah orang munafiq yang sebenarnya. Dan barangsiapa ada padanya satu bagian dari yang empat perkara itu berarti ada padanya satu bagian dari kemunafiqan sehingga ia meninggalkannya, yaitu : 1. Apabila diberi amanat ia khianat, 2. Apabila berbicara ia berdusta, 3. Apabila berjanji menyelisihi dan 4. Apabila bertengkar ia curang. [HR. Bukhari juz 1, hal. 14]


عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِضْمَنُوْا لِى سِتًّا، اَضْمَنْ لَكُمُ اْلجَنَّةَ. اُصْدُقُوْا اِذَا حَدَّثْتُمْ، وَ اَوْفُوْا اِذَا وَعَدْتُمْ، وَ اَدُّوْا اِذَا ائْتُمِنْتُمْ، وَ احْفَظُوْا فُرُوْجَكُمْ، وَ غُضُّوْا اَبْصَارَكُمْ، وَ كُفُّوْا اَيْدِيَكُمْ. ابن حبان 1: 506، رقم: 271

Dari ‘Ubadah bin Shamit, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah kalian menjamin padaku enam perkara, niscaya aku menjamin surga bagi kalian : 1. Jujurlah apabila kalian berbicara, 2. Sempurnakanlah (janji kalian) apabila kalian berjanji, 3. Tunaikanlah apabila kalian diberi amanat, 4. Jagalah kemaluan kalian, 5. Tundukkanlah pandangan kalian (dari ma’shiyat) dan 6. Tahanlah tangan kalian (dari hal yang tidak baik). [HR. Ibnu Hibban juz 1, hal. 506, no. 271]


عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: خَطَبَنَا رَسُوْلُ اللهِ ص فَقَالَ: لاَ اِيْمَانَ لِمَنْ لاَ اَمَانَةَ لَهُ وَ لاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ

Dari Anas bin Malik RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah berkhutbah kepada kami dan beliau bersabda, “Tidak (sempurna) iman bagi orang yang tidak ada amanat baginya, dan tidak ada agama bagi orang yang janjinya tidak bisa dipercaya”. [HR. Baihaqi jua 9, hal. 231]


عَنْ عَمْرِو بْنِ اْلحَمِقِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اَيُّمَا رَجُلٍ اَمَّنَ رَجُلاً عَلَى دَمِهِ ثُمَّ قَتَلَهُ فَاَنَا مِنَ اْلقَاتِلِ بَرِيْءٌ وَ اِنْ كَانَ اْلمَقْتُوْلُ كَافِرًا. ابن حبان فى صحيحه

Dari ‘Amr bin Hamiq, ia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Siapasaja (yang berjanji) memberi keamanan kepada seseorang atas darahnya, kemudian ia membunuhnya, maka aku berlepas diri dari orang yang membunuh tersebut, meskipun yang dibunuh itu orang kafir”. [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya, juz 13, hal. 320, no. 5982]


عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: قَالَ اللهُ: ثَلاَثَةٌ اَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ: رَجُلٌ اَعْطَى بِى ثُمَّ غَدَرَ، وَ رَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ، وَ رَجُلٌ اسْتَأْجَرَ اَجِيْرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَ لَمْ يُعْطِهِ اَجْرَهُ. البخارى

Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda : “Allah berfirman : Ada tiga golongan yang besuk pada hari qiyamat menjadi musuh-Ku; 1. Orang yang berjanji dengan nama-Ku, kemudian dia khianat, 2. Orang yang menjual orang merdeka, lalu ia makan harganya (hasil penjualan itu), dan 3. orang yang mempekerjakan buruh (karyawan) dan karyawan itu telah bekerja dengan baik, tetapi orang tersebut tidak memberikan upahnya”. [HR. Bukhari juz 3, hal. 41]


عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ ص: مَنْ مَاتَ وَهُوَ بَرِيءٌ مِنْ ثَلاَثٍ، الْكِبْرِ وَ الْغُلُوْلِ وَ الدَّيْنِ، دَخَلَ اْلجَنَّةَ. الترمذى

dari Tsauban ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan terbebas dari tiga hal, yaitu : sombong, khianat dan hutang, maka ia masuk surga“. [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 67]

Demikianlah, semoga Allah memberikan kepada kita sifat amanah dan menjauhkan kita dari sifat khianat, aamiin.

~oO[ @ ]Oo~

Rabu, Juli 14, 2010

PENENTUAN ARAH KIBLAT



A. CARA PENENTUAN

Pengukuran arah kiblat dapat dilakukan denga menggunakan berbagai alat. Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran arah kiblat di suatu lokasi, antara lain :
1. Kompas magnetis
2. Bayang-Bayang Kiblat
3. Tongkat istiwa
4. Theodolite
5. Rubu' Mujayyab
6. Sinar Matahari
Dalam Kesempatan kali ini akan diuraikan cara yang ke-2 yaitu dengan menggunakan Bayang-bayang sinar matahari sebagai kiblat sholat.

B. DALIL ARAH KIBLAT MENURUT AL-QUR‘ÁN DAN HADITS

Dalam kitab suci Al-Qurán terdapat beberapa ayat yang menerangkan mengenai arah kiblat ini antara lain dalam surat Al-Baqarah ayat 144 sebagai berikut :



Artinya : Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke arah kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (Al-Baqarah 144).


Artinya : Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (Al-Baqarah 149).

Selain ayat-aat Al-Qurán arah kiblat juga dijelaskan dalam banyak hadits Rasulullah SAW antara lain sebagai berikut :
Dalam Shahih Al-Bukhari :
Artinya : Dari ‘Atho’, beliau berkata “Aku mendengar Ibnu Abbas berkata, suatu ketika Rasulullah SAW memasuki Ka‟bah, beliau berdoa pada seluruh permukaannya, beliau tidak shalat sampai beliau keluar, setelah keluar beliau shalat dua rakaat menghadap ka‟bah, lalu bersabda : “Inilah kiblat”. (Riwayat Al-Bukhari)
“Jika kamu mendirikan shalat, maka sempurnakanlah wudhu, kemudian menghadap kiblat, lalu takbir, kemudian bacalah apa yang kamu hafal dari qur’an, lalu ruku’ sampai sempurna, kemudian i’tidal sampai sempurna, kemudian sujud sampai sempurna, kemudian duduk di antara dua sujud sampai sempurna, kemudian sujud sampai sempurna, lakukanlah yang demikian itu setiap rekaat.” (HR. Abu Hurairah)
Dalam kitab Sunan Al-Kubro Li al-Baihaqie dijumpai hadits :
Artinya: Dari Ibnu Abbbas, bahwa Rasulullah SAW bersabda Ka‟bah adalah kiblat bagi orang yang berada di dalam Masjid (al-Haram), dan Masjid (al-Haram) adalah kiblat bagi orang yang berada di dalam Tanah Haram, dan Tanah Haram adalah kiblat bagi semua ummatku di muka bumi baik di barat amupun di timur.
Hanya Umar bin Hafs al-Makki sendiri yang meriwayatkan hadits ini, dan dia itu lemah, tidak dapat dijadikan hujjah. Hadits ini juga diriwayatkan dengan sanad lain yang juga dla‟if, dari Abdillah ibnu Hubsyi, marfu‟ dan tidak dapat dijadilan hujah, wallahu a‟lam. (Riwayat Baihaqi).

Dari ayat dan hadits-hadits dapat kita simpulkan bahwa kiblat ummat Islam adalah Baitullah (Ka,bah), sebagaimana dijelaskan oleh hadits Al-Bukhari tersebut.
Sedangkan ayat Al-Qurán memerintahkan menghadap ke arah Masjidil Haram karena ka’bah itu berada dalam Masjidil Haram, dan ayat itu diturunkan di Madinah .
Sedangkan hadits Al-Baihaqi ang menyatakan ―Baitullah kiblat ahli Masjid (Al-Haram), dan Masjid (Al-Haram) kiblat bagi penduduk Tanah Haram, lalu Tanah Haram adalah kiblat bagi semua penghuni bumi timur dan barat, diakui sendiri oleh Al-Baihaqi bahwa hadits itu lemah dan tidak dapat dijadikan hujjah.
Jadi sekuat kemampuan, kita harus berusaha untuk menghadap ke ka’bah, sesuai dengan petunjuk hadits di atas. Tentu saja kita tidak diberati dengan hal-hal yang diluar kemampuan kita, tapi ini tidak mengurangi kewajiban kita untuk berusaha meningkatkan kemampuan kita untuk menghadap kiblat yang benar.

Matahari Setahun sekali Berada di Atas Kabah
Tanggal 16 Juli 2010 adalah waktu yang tepat untuk melakukan koreksi arah kiblat karena matahari akan tepat berada di atas kabah, sehingga koreksi arah kiblat dapat dilakukan dengan melihat bayangan matahari. Menurut salah seorang dari Kementrian Agama: “Ketidaktepatan kiblat di masjid-masjid di Indonesia bukan masalah kecil, kami akan membicarakan untuk membentuk tim koreksi, karena kiblat sudah melenceng 4-8 derajat bahkan 10 derajat.
“Matahari berada tepat di atas Makkah, dengan kita melihat ke Matahari atau bayangan benda-benda, berarti kita menghadap kiblat,” kata peneliti utama astronomi-astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Dr Thomas Jamaluddin. Thomas mengatakan, peristiwa ini terjadi dua kali selama tahun 2010. Momen pertama terjadi pada 30 Mei pukul 16.18 WIB yang lalu. Sedang momen kedua terjadi pada 15 Juli atau 16 Juli pukul 16.27 WIB.

Menurut Thomas, pencocokan arah kiblat juga tidak harus dilakukan pada waktu peristiwa itu terjadi. Umat muslim dapat mencocokkan mulai 14-18 Juli pada jam yang sama. “Karena pergerakan Matahari sangat lambat, jadi kalau masih dalam waktu toleransi (14-18 Juli) itu, arahnya masih akurat,” bebernya. “Untuk waktu bisa plus minus 5 menit dari waktunya. Misalnya pukul 16.22 WIB atau 16.32 WIB,” kata Thomas.
Lalu apakah ini akan mempengaruhi arah kiblat setiap masjid? “Tidak, karena posisi kiblat itu kan sudah di situ. Tapi ini bisa jadi panduan untuk mencocokkan arah kiblat, siapa tahu selama ini arahnya salah,” katanya.”Kan kalau masjid dulu kan kadang arah kiblat hanya perkiraan saja, jadi tidak tepat,” lanjut Thomas.
Berdasarkan kebiasaan yang berkembang di masyarakat, terdapat beberapa kaidah yang sering digunakan untuk mengetahui ketepatan arah kiblat. Diantaranya adalah menggunakan kompas kiblat, kompas sajadah atau peralatan canggih seperti pesawat GPS dan theodoliti. Kini, melalui teknologi penginderaan jarah jauh yang disediakan cuma-cuma oleh Google via internet menggunakan software Google Earth atau secara online disediakan oleh situs-situs seperti Qibla Locator atau RHI Qibla Locator yang memanfaatkan fasilitas Google Map Api (GMA) kita dengan mudah dapat mengetahui arah kiblat sebuah bangunan masjid secara visual dan jelas. Namun demikian penggunaan kaidah-kaidah tersebut sering terkendala beberapa masalah. Kompas belumlah dikatakan sebagai alat ukur yang presisi. Sebab dalam penggunaannya, kompas sering mengalami kesalahan. Kesalahan tersebut berupa penyimpangan jarum kompas baik oleh variasi magnetik secara global maupun atraksi magnetis secara lokal oleh logam di sekitarnya. Belum lagi skala kompas biasanya terlalu kasar. Sementara, penggunaan GPS dan theodolit untuk mengukur arah kiblat walaupun bisa mendapatkan hasil yang lebih presisi namun dalam prakteknya kedua peralatan tersebut tidak mudah didapatkan karena harganya yang cukup mahal. Walaupun Google Earth maupun fasilitas qibla locator secara online dapat membantu mengetahui arah kiblat secara visual dengan perhitungan yang sangat akurat, namun piranti tersebut bukan merupakan alat ukur yang presisi di lapangan dan hanya dapat dinikmati oleh kalangan tertentu.
Mengukur arah kiblat secara presisi ternyata dapat dilakukan dengan biaya yang murah. Yaitu dengan menggunakan fenomena astronomis yang terjadi pada hari yang disebut sebagai yaumul rashdul qiblat atau hari meluruskan arah kiblat karena saat itu Matahari tepat di atas Ka’bah. Fenomena yang terjadi 2 kali selama setahun ini dikenal juga dengan istilah Transit Utama atau Istiwa A’dhom.
Istiwa, dalam bahasa astronomi adalah transit yaitu fenomena saat posisi Matahari melintasi di meridian langit. Dalam penentuan waktu shalat, istiwa digunakan sebagai pertanda masuknya waktu shalat Zuhur. Setiap hari dalam wilayah Zona Tropis yaitu wilayah sekitar garis Katulistiwa antara 23,5° LU sampai 23,5° LS posisi Matahari saat istiwa selalu berubah, terkadang di Utara dan disaat lain di Selatan sepanjang garis Meridian. Hingga pada saat tertentu sebuah tempat akan mengalami peristiwa yang disebut Istiwa A’dhom yaitu saat Matahari berada tepat di atas kepala pengamat di lokasi tersebut.

Hal ini bisa difahami sebab akibat gerakan semu Matahari yang disebut sebagai gerak tahunan Matahari. Ini diakibat selama Bumi beredar mengelilingi Matahari sumbu Bumi miring 66,5° terhadap bidang edarnya sehingga selama setahun Matahari terlihat mengalami pergeseran antara 23,5° LU sampai 23,5° LS. Pada saat nilai azimuth Matahari sama dengan nilai azimuth lintang geografis sebuah tempat maka di tempat tersebut terjadi Istiwa A’dhom yaitu melintasnya Matahari melewati zenit lokasi setempat.


Demikian halnya Ka’bah yang berada pada koordinat 21,4° LU dan 39,8° BT dalam setahun juga akan mengalami 2 kali peristiwa Istiwa A’dhom yaitu setiap tanggal 28 Mei sekitar pukul 12.18 waktu setempat dan 16 Juli sekitar pukul 12.27 waktu setempat. Jika waktu tersebut dikonversi maka di Indonesia peristiwanya terjadi pada 28 Mei pukul 16.18 WIB dan 16 Juli pukul 16.27 WIB. Dengan adanya peristiwa Matahari tepat di atas Ka’bah tersebut maka umat Islam yang berada jauh dan berbeda waktu tidak lebih dari 5 atau 6 jam dapat menentukan arah kiblat secara presisi menggunakan teknik bayangan Matahari.
28 MEI 2010 @ 16:18 WIB Beberapa Waktu Yang Lalu.
16 JULI 2010 @ 16:27 WIB
MATAHARI TEPAT DI ATAS KA’BAH
POSISI MATAHARI = ARAH KIBLAT
BAYANGAN MATAHARI = ARAH KIBLAT


C. PERALATAN YANG DIPERLUKAN
1. Sebatang kayu atau besi yang lurus sepanjang 1 meter, dengan diameter 2 cm.
2. Sebuah segitiga siku-siku yang besar.
3. Sebuah jam / arloji yang sudah disuaikan dengan WIB
4. Segulung benang besar atau tali plastik kecil.
5. Bandul lot.
Teknik penentuan arah kiblat pada hari Rashdul Qiblat sebenarnya sudah dipakai lama sejak ilmu falak berkembang di Timur Tengah. Demikian halnya di Indonesia dan beberapa negara Islam yang lain juga sudah banyak yang menggunakan teknik ini. Sebab teknik ini memang tidak memerlukan perhitungan yang rumit dan siapapun dapat melakukannya. Yang diperlukan hanyalah sebatang tongkat lurus dengan panjang lebih kurang 1 meter dan diletakkan berdiri tegak di tempat yang datar dan mendapat sinar matahari. Pada tanggal dan jam saat terjadinya peristiwa Istiwa A’dhom tersebut maka arah bayangan tongkat menunjukkan kiblat yang benar.
Bahkan dengan menggunakan software khusus yang dapat mengetahui pergerakan benda langit secara presisi kapan secara persis terjadinya Istiwa A’dham dapat diketahui. Untuk tahun 2010 ini misalnya menurut software Starrynight Pro Plus Versi 6.3.8 yaitu sebuah software astronomi yang memiliki tingkat ketepatan sangat tinggi, peristiwa Istiwa A’dhom terjadi pada 28 Mei 2010 pukul 12:17:59 WS atau 16:17:59 WIB dan 16 Juli 2010 pukul 12:26:48 WS atau 16:26:48 WIB. Namun secara praktis angka tersebut bisa dibulatkan ke menit.
Karena di negara kita peristiwanya terjadi pada sore hari maka arah bayangan adalah ke Timur, maka arah bayangan yang menuju ke tongkat adalah merupakan arah kiblat yang benar. Jika anda khawatir gagal karena Matahari terhalang oleh mendung maka toleransi pengukuran dapat dilakukan pada H-2 hingga H+2. Satu hal penting yang harus kita perhatikan adalah JAM yang kita gunakan hendaknya sudah terkalibrasi dengan tepat. Untuk mengetahui standard waktu yang tepat bisa digunakan tanda waktu saat Berita di RRI, layanan telpon 103 atau menggunakan jam atom yang disediakan oleh layanan internet.


Penentuan arah kiblat menggunakan fenomena ini hanya berlaku untuk tempat-tempat yang pada saat peristiwa Istiwa A’dhom dapat secara langsung melihat Matahari. Sementara untuk daerah lain di mana saat itu Matahari sudah terbenam seperti Wilayah Indonesia Timur (WIT) praktis teknik ini tidak dapat digunakan. Maka ada fenomena lain yang dapat digunakan oleh daerah-daerah tersebut sehingga dapat mengetahui arah kiblat secara presisi. Fenomena itu adalah saat Matahari berada tepat di bawah Ka’bah yaitu saat Istiwa A’dhom terjadi di titik Nadir (Antipode) Ka’bah yang terjadi pada setiap tanggal 13 Januari dan 28 November.


D. MENGUKUR ARAH KIBLAT

Teknik Penentuan Arah Kiblat menggunakan Istiwa A’dhom :
1. Tentukan lokasi masjid/mushalla/ langgar atau rumah yang akan diluruskan arah kiblatnya.
2. Sediakan tongkat lurus panjang minimal 1 meter. Akan lebih bagus jika menggunakan benang besar yang diberi bandul sehingga tegak benar.
3. Siapkan jam/arloji yang sudah dicocokkan / dikalibrasi waktunya secara tepat dengan radio/ televisi/ internet atau telpon ke 103.
4. Tentukan lokasi pengukuran; di dalam masjid (diutamakan) atau di sisi Selatan Masjid atau di sisi Utara atau di halaman depan masjid. Yang penting tempat tersebut datar dan masih mendapatkan penyinaran Matahari saat peristiwa Istiwa A’dhom berlangsung.
5. Pasang tongkat secara tegak dengan bantuan lot tukang (jika menggunakan tongkat) atau pasang benang lengkap dengan bandul serta penyangganya di tempat tersebut. (Persiapan jangan terlalu mendekati waktu terjadinya fenomena agar tidak terburu-buru)
6. Tunggu sampai saat Istiwa A’dhom terjadi dan amatilah bayangan Matahari yang terjadi. Berilah tanda menggunakan spidol, benang, lakban, penggaris atau alat lain yang dapat membuat tanda lurus. Maka itulah arah kiblat yang sebenarnya
7. Gunakan benang, sambungan pada tegel lantai, atau teknik lain yang dapat meluruskan arah kiblat ini ini ke dalam masjid. Intinya yang hendak kita ukur sebenarnya adalah garis shaff yang posisinya tegak lurus (90°) terhadap arah kiblat. Maka setelah garis arah kiblat kita dapatkan untuk membuat garis shaff dapat dilakukan dengan mengukur arah sikunya dengan bantuan benda-benda yang memiliki sudut siku misalnya lembaran triplek atau kertas karton.Sebaiknya bukan hanya masjid atau mushalla / langgar saja yang perlu diluruskan arah kiblatnya. Mungkin kiblat di rumah kita sendiri selama ini juga saat kita shalat belum tepat menghadap ke arah yang benar. Sehingga saat peristiwa tersebut ada baiknya kita juga bisa melakukan pelurusan arah kiblat di rumah masing-masing.

Semoga dengan lurusnya arah kiblat kita, ibadah shalat yang kita kerjakan menjadi lebih khusuk, afdhal dan doanya lebih dikabulkan. (Ibnu Achmad)

Selasa, Juni 15, 2010

Islam Agama Tauhid (ke-23)

Berikut kami sampaikan materi yang disampaikan dalam pengajian ahad pagi tanggal 13 Juni 2010 yang diselenggarakan oleh Yayasan Majlis Tafsir Al Qur'an. Mudah-mudahan menambah keimanan dan ketaqwaan kita.

Allah Maha Mengetahui (1)

Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. [QS. Faathir : 38]

(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasanganpasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (11) Kepunyaan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (nya). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (12) [QS. Asy- Syuuraa : 11-12]

Dan Dia-lah Tuhan (Yang disembah) di langit dan Tuhan (Yang disembah) di bumi dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (84) Dan Maha Suci Tuhan Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nya lah pengetahuan tentang hari kiamat dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan. (85) [QS. Az-Zukhruf : 84-85]

Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, (49) atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (50) [QS. Asy-Syuuraa : 49-50]

Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi- Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam". (9)
Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makananmakanan (penghuni) nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. (10) Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:
"Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati". (11) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (12) [QS. Fushshilat : 9-12]

Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya istrinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan? (6) Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridlai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur,
niscaya Dia meridlai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada) mu (7) [QS. Az-Zumar : 6-7]

Keterangan :
a. yang dimaksud dengan delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak, ialah sepasang domba, sepasang kambing, sepasang unta dan sepasang lembu, sebagaimana tersebut dalam QS. Al-An’aam : 143- 144.
b. yang dimaksud dalam tiga kegelapan, ialah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim,

Haa miim (1) Demi Kitab (Al Qur'an) yang menjelaskan, (2) sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. (3) Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (4) (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul, (5) sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, (6) Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, jika kamu adalah orang yang meyakini. (7) [QS.Ad-Dhukhaan :1-7]

Haa miim (1) Diturunkan Kitab ini (Al Qur'an) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui, (2) Yang Mengampuni dosa dan Menerima tobat lagi keras hukuman-Nya; Yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nya lah kembali (semua makhluk). (3) [QS. Al-Mu’min : 1-3]

Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. (36) Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan, (37) dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. [QS. Yaasiin : 36-38]

Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata! (77) Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?". (78) Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk, (79) yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tibatiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu”. (80) Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. [QS. Yaasiin : 77-81]

Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakanlah: "Allah", dan sesungguhnya kami atau kamu (orang orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. (24) Katakanlah: "Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat". (25) Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui". (26) [QS. Saba’ : 24-26]

Bersambung………

Untuk mendownload brosur dalam file pdf dapat diklik disini : 13-06-2010 Islam Agama Tauhid 23
GRATIS, GRATIS, GRATIS

Kamis, Juni 10, 2010

Sikap Yahudi di dalam Al-Qur’an

Sikap Yahudi di dalam Al-Qur’an

Berikut kami sampaikan hasil pengajian ahad pagi di MTA "6 Juni 2010". Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. [QS. Al-Baqarah : 120]

Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh. [QS. Al-Maaidah : 70]

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih. (21) Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong. (22) [QS. Ali ‘Imraan : 21-22]

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim. [QS. Al-Maaidah : 51]

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudlaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (118) Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka
menjumpai kamu, mereka berkata: "Kami beriman"; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (119) Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudlaratan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (120) [QS. Ali ‘Imaan : 118-120]

Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan ‘Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (78) Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (79) [QS. Al-Maaidah : 78-79]

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang", karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya. (55) Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur. (56) Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa". Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (57) [QS. Al- Baqarah : 55-57]

Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitulmaqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak di mana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu. Dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik". (58) Lalu orang-orang yang dhalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang dhalim itu siksa dari langit, karena mereka berbuat fasik. (59) [QS. Al-Baqarah : 58-59]

Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan. (60) Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu: sayur-mayur, ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (61) [QS. Al-Baqarah : 60-61]

Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga. (78) Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan. (79) Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja." Katakanlah: "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?". (80) (Bukan demikian), yang benar, barang siapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (81) [QS. Al-Baqarah : 78-81]

Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada `Isa putra Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul- Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh? (87) Dan mereka berkata: "Hati kami tertutup". Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman. (88) Dan setelah datang kepada mereka Al Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la’nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. (89) Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki- Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan. (90) [QS.Al-Baqarah : 87-90]

Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mu’jizat), kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang dhalim. (92) Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguhteguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengarkan tetapi tidak mentha’ati". Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat)". (93) Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian (mu), jika kamu memang benar. (94) Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selamalamanya,karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri). Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya. (95) Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (96) [QS. Al-Baqarah : 92-96]

Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. [QS. Al- Baqarah : 146]

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri. [QS. Al-Maaidah : 82]

Untuk kelengkapan bahasa arabnya dapat anda download disini : Sikap Yahudi Di Dalam Al Qur'an
^selesai^

ARSIP BLOG

Entri Populer