AWAL RAMADAN 1930 H
Penetapan 1 Ramadan, pada 2009 ini diprediksi seragam tidak akan ada perbedaan. Yaitu, jatuh pada Sabtu, 22 Agustus 2009.
Alasannya, menurut Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, pada 20 Agustus 2009 bulan masih di bawah ufuk, sehingga, digenapkan pada 22 Agustus 2009.
''Tahun ini, permulaan awal ramadhan semuanya sama. Bahkan, sampai ke negara Arabpun akan seragam,'' ujar Thomas kepada Republika, Selasa (28/7).
Menurut Thomas, tahun ini semua organisasi islam (Ormas) yang ada di Indonesia akan menetapkan waktu permulaan ramadhan sama.
Hal itu terjadi, karena ketinggian bulannya. Kalau kurang dari 2 derajat, akan berpotensi penetapan yang berbeda. Karena, batas 2 derajat itu yang menyebebkan penetapan kriteria Ormas yang ada di Indonesia berbeda.
NU, sambung Thomas, menetapkan awal ramadhan pada 2 derajat. Sementara, Muhamadiyah, setara dengan 0 derajat sehingga sering kali berbeda. Namun, tahun ini posisi bulan di awal ramadhan masih di bawah ufuk sehingga akhir ramadan sudah tinggi.
''Penetapan awal ramadhan semua Ormas sama, di Indonesia sudah sering terjadi tahun ini bukan yang pertama. Hal ini memungkinkan terjadi, asal posisi bulan dan matahari tidak menumbulkan kontroversi karena ketigggiannya masih di bawah ufuk,'' papar Thomas.
Menurut Thomas, Muhamadiyah memang lebih awal mengumumkan permulaan ramadhan karena berdasarkan hisab jadi bisa langsung memutuskan. Persis, kata dia, dalam waktu dekat akan segera mengumumkan. Sementara NU, menunggu hasil ru'yat. Namun, hasil ru'yat NU pasti sama dengan Muhamadiyyah.
Thomas mengatakan, meskipun tahun 2009 ini sama tapi tahun depan penetapan awal ramadhan bisa berbeda lagi. Kalau, tidak ada penyamaan kriteria. Jadi, kata dia, menjadi tantangan Depag untuk menyamakan kriteria semua Ormas. Tahun, kesepakatan penyamaan kriteria harus ada.
Karena, lanjut Thomas, langkah awal penyamaan kriteria itu sudah dilakukan pada pertemuan di PB NU dan Muhamadiyah. Nantinya, hanya tinggal membicarakan teknis lanjutan kriterianya seperti apa.
''Kami berharap di 2009 ini ada solusi permasalahan perbedaan kriteria. Kalau tidak, tahun depan dipastikan akan ada perbedaan idul adha dan tahun berikutnya akan ada perbedaan syawal,'' kata Thomas.
Muhammadiyah
Sebelumnya Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengumumkan 1 Ramadan 1430 H akan jatuh (bertepatan) pada Sabtu, 22 Agustus 2009.
Menurut Ketua PP Muhammdiyah, Dr H Haedar Nashir MSi, perhitungan ini diambil berdasarkan hasil hisab yang dilakukan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, yang dipimpin ketuanya Prof Dr Syamsul Anwar MA, yang dituangkan dalam surat keputusannya pada 11 Juni lalu.
Hasil hisab mendapatkan bahwa ijtimak menjelang Ramadan 1430 H terjadi pada Kamis 20 Agustus 2009 pukul 17.02.48 WIB.
Berdasarkan hisap itu juga bisa ditentukan bahwa 1 Syawal 1430 H akan jatuh pada Minggu Legi 20 September 2009, karena Ijtimak menjelang Syawal 1430 H terjadi pada Sabtu 19 September 2009, pukul 01.45.36 WIB.
''Berkenaan dengan datangnya Ramadan 1430 H tersebut, PP Muhammadiyah mengimbau kepada umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah, hendaknya menyambut kedatangan Ramadhan 1430 H dengan penuh rasa kesyukuran dan kegembiraan,'' kata Haedar Nashir, dalam maklumat yang dikeluarkan PP Muhammadiyah
Umat diimbau berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menunaikan ibadah puasa (shaum) Ramadan dan rangkaian ibadah lainnya yang dituntunkan oleh Rasulullah dengan ikhlas, khusyu', istiqamah dan kesungguhan.
PP Muhammadiyah mengimbau warga agar menjalankan puasa semata-mata untuk meraih ridha dan karunia Allah SWT, sehingga dapat terpantul dalam jiwa, sikap dan tingkah laku sehari-hari yang mencerminkan kepribadian muttaqin yang utuh dan kokoh.
''Jika setiap muslim, baik perorangan maupun kolektif benar-benar berkepribadian muttaqin yang utuh dan kokoh, maka selain akan menjadi benteng ruhani dan moral yang kuat dalam menjalankan kebaikan (amar ma'ruf) serta mencegah keburukan (nahi munkar), pada saat yang sama akan menjadi kekuatan besar dalam ikhtiar membangun karakter bangsa di negeri ini,'' jelas Haedar Nashir.
PP Muhammadiyah juga mengimbau warga Muhammadiyah untuk mengisi bulan suci Ramadhan dengan kegiatan ibadah dan aktivitas organisasi secara intensif dan sinergis sesuai ketentuan yang telah digariskan oleh agama dan persyarikatan.
Warga diminta menggairahkan salat berjamaah dan melakukan pembinaan umat melalui masjid dan majelis taklim, ibadah shalat lail/tarawih, itikaf, tadarrus Alquran, bersilaturrahim dengan kerabat dan tetangga dekat maupun jauh serta sesama komponen bangsa lainnya.
PP Muhammadiyah juga mengimbau semua pihak, lebih-lebih industri hiburan, baik yang hadir melalui media cetak, elektronik, maupun pranata publik lainnya, agar lebih mengedepankan nilai-nilai moral dan kebaikan, serta tidak menjual komoditi pornografi dan pornoaksi yang merusak akhlak dan tatanan bangsa demi meraih keuntungan materi.
''Sikap positif yang demikian diperlukan sebagai bentuk penghormatan terhadap kehadiran bulan suci Ramadhan sekaligus bentuk pertanggungjawaban terhadap masa depan kehidupan di negara yang penduduknya dikenal religius sebagaimana selama ini,'' kata Haedar Nashir. (ro/hr)
KEAJAIBAN AL QUR’AN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
Brosur MTA (Jihad - Ahad Pagi) Majlis Tafsir Al Quran: 050403 Shalat (14) : Ahad, 03 April 2005/24 Shafar 1426 ...
-
25. Muhammad SAW Nabi Muhammad SAW adalah nabi pembawa risalah Islam, rasul terakhir penutup rangkaian nabi-nabi dan rasul-rasul Allah SWT d...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar