Bukti-bukti kenabian (mu'jizat-mu’jizat) Nabi SAW (1)
Semua Nabi-nabi pasti diberi bukti-bukti kenabian atau mu’jizat-mu’jizat dari Allah SWT. Maka Rasulullah SAW pun diberi mu’jizat oleh Allah SWT.
Adapun mu’jizat beliau yang terbesar adalah Al-Qur’an yang bisa dibaca dan didengar sampai akhir zaman, sebagaimana dijelaskan dalam hadits :
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Tidak ada seorang Nabi diantara para Nabi melainkan pasti diberi mu’jizat atau yang semisalnya yang dengannya menyebabkan manusia beriman. Dan sesungguhnya mu’jizat yang diberikan padaku adalah wahyu (Al-Qur’an) yang Allah mewahyukannya kepadaku, maka aku berharap agar pada hari qiyamat aku yang paling banyak pengikutnya diantara mereka’. [HR. Bukhari juz 6, hal. 97]
Dan mu’jizat-mu’jizat beliau yang lain, diantaranya sebagai berikut :
Dari Jabir bin 'Abdullah RA, dia berkata : Pada peristiwa Hudaibiyah orang-orang kehausan, sedangkan di depan Nabi SAW terdapat wadah air (yang kecil dari kulit). Lalu beliau berwudlu, lalu orang-orang bergegas ke arah beliau. Beliau bertanya, "Ada apakah kalian ?". Mereka berkata, "Kami tidak mempunyai air untuk berwudlu dan tidak (ada air) untuk minum selain air di hadapan engkau". Lalu beliau meletakkan tangan beliau ke dalam wadah itu, lalu memancarlah air dari antara jari-jari beliau bagaikan mata air, maka kami minum dan berwudlu. Aku (Salim bin ‘Abul Ja’di) bertanya, "Berapakah jumlah kalian ?". Jabir menjawab, "Seandainya kami berjumlah seratus ribu pun tentu air itu mencukupi kami. Kami (waktu itu) berjumlah seribu lima ratus orang". [HR. Bukhari juz 4, hal. 170]
Dari 'Imran bin Hushain, dia menceritakan, bahwasanya para shahabat bersama Nabi SAW dalam suatu perjalanan, lalu mereka berangkat awal malam, dan ketika akan Shubuh, mereka istirahat, lalu mereka tertidur hingga matahari telah naik. Orang pertama yang bangun dari tidurnya adalah Abu Bakar, sedang Rasulullah SAW tidak dibangunkan dari tidur beliau sehingga beliau bangun sendiri. Lalu 'Umar bangun. Kemudian Abu Bakar duduk di samping kepala Nabi SAW, lalu dia bertakbir dengan suara keras hingga Nabi SAW terbangun. Lalu beliau turun dan shalat Shubuh bersama kami. Dari kaum ini ada seorang laki-laki yang menyendiri tidak ikut shalat bersama kami. Setelah selesai (shalat), beliau bertanya, "Hai Fulan, kenapa kamu tidak ikut shalat bersama kami ?". Ia menjawab, "Saya berjanabat". Maka beliau menyuruh kepada orang itu untuk bertayammum dengan tanah, kemudian ia shalat. Dan Rasulullah SAW menyuruh aku untuk mengendarai kendaraan di depan beliau, sedangkan kami sungguh merasakan haus yang berat.
Ketika kami dalam perjalanan (mencari air) tiba-tiba kami bertemu dengan seorang wanita yang menjulurkan dua kakinya diantara dua girbah (tempat air), maka kami bertanya kepadanya, "Dimanakah ada air ?". Dia menjawab, "Tidak ada air". Kami bertanya lagi, "Berapakah jauh perjalanan antara keluargamu dengan tempat air ?". Dia menjawab, "Satu hari satu malam". Lalu kami berkata, "Pergilah kepada Rasulullah SAW". Dia berkata, "Apa itu Rasulullah ?". Maka kami tidak membiarkan dia dengan urusannya sehingga kami menghadapkannya kepada Nabi SAW. Lalu dia bercerita kepada beliau seperti ceritanya kepada kami, hanya saja dia ceritakan kepada beliau bahwa dia mempunyai anak-anak yatim. Lalu beliau memerintahkan (supaya mendekatkan) dua qirbah miliknya, lalu beliau mengusap pada mulut qirbah itu, Lalu kami yang sedang kehausan berjumlah empat puluh orang itu minum hingga kami puas, lalu kami mengisi penuh-penuh semua qirbah dan ember-ember yang ada pada kami, hanya saja kami tidak memberi minum unta, sedang qirbah-qirbah itu hampir meledak karena penuhnya. Kemudian beliau bersabda, "Bawalah kemari apa-apa yang ada pada kalian". Maka dikumpulkanlah untuk (diberikan kepada) wanita itu remukan-remukan roti dan buah kurma, sehingga wanita itu kembali kepada keluarganya dan berkata, "Aku telah bertemu dengan orang yang paling pandai menyihir, atau dia seorang nabi sebagaimana orang-orang mengatakan". Lalu Allah memberi petunjuk (hidayah) kepada kampung itu dengan perantaraan wanita tersebut, maka dia masuk Islam dan mereka (penduduk kampung itu pun) masuk Islam". [HR. Bukhari juz 4, hal. 168]
Dari Anas bin Malik, dia berkata : Abu Thalhah berkata kepada Ummu Sulaim, "Sungguh aku mendengar suara Rasulullah SAW yang lemah, aku mengenalinya karena lapar. Apakah kamu mempunyai sesuatu ?". Ummu Sulaim (istri Abu Thalhah) menjawab, "Ya". Ummu Sulaim lalu mengeluarkan beberapa keping roti, lalu dia mengeluarkan kerudungnya, lalu dibungkusnya roti itu dengan sebagian kerudung tersebut, lalu menyembunyikannya di bawah tangan (ketiak)ku dan dia melilitkan sebagian kerudungnya pada kepalaku, kemudian dia menyuruh aku (Anas, putra Ummu Sulaim) kepada Rasulullah SAW. Anas berkata, "Lalu aku berangkat dengan membawa roti itu, dan aku menemukan Rasulullah SAW di masjid bersama orang-orang (para shahabat). Aku berdiri, sedang mereka duduk. Lalu Rasulullah SAW bersabda kepadaku, "Kamu diutus oleh Abu Thalhah ?“. Aku menjawab, "Ya". Beliau bertanya, "Jamuan makan ?". Aku menjawab, "Ya". Lalu Rasulullah SAW bersabda kepada orang-orang yang bersama beliau, "Bangkitlah". Beliau berangkat (bersama shahabat) dan aku berjalan di depan mereka sehingga sampai kepada Abu Thalhah dan aku menceritakan (kedatangan mereka) kepadanya. Abu Thalhah berkata, "Hai Ummu Sulaim, sungguh Rasulullah SAW datang dengan orang-orang, sedang kita tidak mempunyai makanan (yang cukup) untuk menjamu mereka”. Ummu Sulaim berkata, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu". Lalu Abu Thalhah keluar menemui Rasulullah SAW, lalu Rasulullah SAW masuk, dan Abu Thalhah bersama beliau. Lalu Rasulullah bersabda, "Kemarilah, hai Ummu Sulaim. Apa yang kamu miliki ?". Lalu Ummu Sulaim menyuguhkan roti tersebut, lalu Rasulullah SAW menyuruh roti itu supaya diremuk, dan Ummu Sulaim memeras (minyak samin yang tersisa) di wadah dan membuatnya sebagai lauk. Kemudian Rasulullah SAW berdoa padanya menurut kehendak Allah, kemudian beliau bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Lalu Abu Thalhah menyuruh masuk sepuluh orang, lalu mereka makan hingga kenyang, lalu mereka keluar. Kemudian beliau bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Abu Thalhah menyuruh masuk sepuluh orang, lalu mereka makan hingga kenyang, kemudian mereka keluar. Kemudian beliau bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Abu Thalhah menyuruh masuk sepuluh orang, lalu mereka makan hingga kenyang, kemudian keluar. Kemudian beliau bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Maka kaum itu makan semuanya hingga kenyang dan jumlah mereka adalah tujuh puluh atau delapan puluh orang. [HR. Bukhari juz 4, hal. 171]
Untuk kelengkapan bahasa arabnya bisa antun download disini Tarikh Nabi Muhammad SAW .